Demo Site
SEJARAH KOTA SINGKAWANG RUMAH MARGA TJHIA SEMBAHYANG KUBUR
PASIR PANJANG SINKA ISLAND PULAU SIMPING
KERAMIK SAKOK

Wednesday, May 5, 2010

Batik Tionghoa, Dayak, Melayu Jadi Magnet Bagi Pengunjung

Selain kuliner Singkawang yang menggugah selera, pengunjung yang datang ke perhelatan Little Singkawang di Salihara, Jakarta Selatan juga bisa melihat keunikan batik Tidayu. Seperti apa?


DINAMAKAN Tidayu, karena motif yang tergambar dalam kain tersebut adalah perpaduan simbol-simbol Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang menjadi suku besar yang ada di Singkawang, Kalimantan Barat.Batik yang satu ini memang bisa dikatakan unik. Memang tidak bisa murni dikatakan batik, karena pembuatannya tidak menggunakan earning seperti pada batik di Pulau Jawa. Yang menjadi unik adalah bagaimana kain itu pada akhirnya merefleksikan simbol-simbol Tionghoa, Dayak, dan Melayu.

"Kami namakan Tidayu karena merupakan paduan antara simbol khas Tionghoa, Dayak, dan Melayu," tegas Emma Hasan Karman, isteri Walikota Singkawang Hasan Karman,dalam pembukaan pameran foto Singkawang; Jade of Equalor, akhir pekan lalu.Spontan, pengunjung yang ada hadir langsung penasaran, seperti apa motif Tidayu yang dimaksud. Jadilah mereka berbondong-bondong turun ke lantai dua, tempat dimana batik itu dipamerkan."Kira-kira kalau order bisa sampai ke Jakarta-nya kapan yah?" tanya seorang ibu kepada petugas penjaga ruang pameran. Usut punya usut, temyata sang ibu bernama Karen. Dia sangat tertarik untuk mengenakan batik itu dalam even tahun baru Imlek mendatang.

Dengan penuh keragu-raguan, wanita penjaga ruang pameran mengaku kurang paham mengenai waktu pengiriman. Antusias yang sama juga terlihat di wajah Vivi Gunawan.seorang wanita berusia 20 tahunan.Dia mengaku tertarik untuk mengorder beberapa kain batik tidayu. "Di pikiran saya, motifnya pasti beragam dan unik. Makanya, walaupun belum lihat, tapi saya sangat tertarik antuk mengorder. Untuk dipakai sendiri." ucapnya santai.Beberapa ragam bai!1 Tidayu dikenakan beberapa orang minJel. Ada yang didominasi warna merah, ada yang warna coklat, dan juga berwarna merah agak oranye. Masing-masing corak merupakan perpaduan simbol Tionghoa dengan liongnya, kemudian Dayak dengan ukiran khasnya, dan kipas serta model kayu ukiran melayu melekat di atas bahan kain "Temyata memang unik. Apalagi, bila dibuat baju desain cheongsam, dipadu dengan kalung khas dayak, lengkap deh aksesori tidayunya." tutur Vivi lantas tersenyum. (*)


sumber: http://bataviase.co.id/detailberita-10564501.html

No comments:

Post a Comment

Share On Facebook

Labels