Tuesday, September 21, 2010
15.000 Ketupat Singkawang pecahkan rekor MURI
Ketua MABM Kota Singkawang, Edy R Yacoub, mengatakan kegiatan Tumpahan Sallok merupakan kreativitas positif untuk mengembangkan budaya lokal. Budaya tersebut dinilai makin memudar di masa sekarang, sehingga harus diangkat kembali.
"Seiring dengan perkembangan jaman, makanan khas daerah sudah hampir terlupakan. Setiap Lebaran, makanan yang tersedia makanan kue. Tidak lagi ketupat, padahal ketupat makanan khas, nuansa daerah," jelas Edy R Yacoub, yang juga Wakil Wali Kota Singkawang.
Kegiatan tersebut sebagai upaya penggalian kembali tradisi daerah yang mulai tenggelam ditelan jaman. Terlebih nuansa tradisi lokal itu erat kaitannya dengan persatuan dan kesatuan.
Source : Tribun Pontianak
Wednesday, September 1, 2010
Rumah Melayu Singkawang Dianggarkan Rp700 Juta
"DPRD Singkawang telah memasukkan biaya tersebut dalam APBD 2010," kata Anggota DPRD Kota Singkawang, Sumian, Minggu.
Dia berharap dana itu dapat melanjutkan kembali pembangunan Rumah Adat Melayu tersebut.
Ia menjelaskan, tahun 2007 proyek pembangunan Rumah Adat Melayu itu mendapatkan anggaran sekitar Rp500 juta.
Namun dana tersebut tidak mencukupi karena saat dilakukan pembangunan harga bahan bangunan sudah melambung tinggi akibat krisis ekonomi.
Ia menambahkan, semua elemen masyarakat sangat mendukung pembangunan Rumah Adat Melayu di Kota Singkawang.
Dia berharap adanya tambahan dana dari APBD Singkawang sehingga pembangunan Rumah Adat Melayu itu dapat terus berjalan.
Menurut Anggota Komisi A DPRD Kota Singkawang itu, pemkot setempat sudah mendukung sepenuhnya terhadap pembangunan Rumah Adat Melayu karena semakin menambah kekayaan aset budaya di kota tersebut.
Sumian berharap dana tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan yang diperlukan. "Memang dana tersebut masih kurang untuk mewujudkan pembangunan Rumah Adat Melayu. Tetapi secara bertahap untuk tahun-tahun mendatang, diupayakan untuk dianggarkan kembali sesuai kemampuan keuangan daerah," katanya.
Dia menyadari semua pihak menginginkan agar pembangunannya dapat segera terwujud.
Pembangunan Rumah Adat Melayu di Kota Singkawang yang dimulai sejak Januari 2009 untuk sementara terhenti karena ketiadaan dana.
Ketua Pelaksana Pembangunan Rumah Melayu Kota Singkawang, Elmin, mengatakan dana bantuan dari Pemkot Singkawang yang diterima panitia pembangunan pada tahun 2007 yang lalu sebesar Rp500 juta.
Pada awalnya dana pembangunan itu untuk membangun pondasi dan pendirian tiang. Pembangunan baru dilakukan pada tahun 2009 dan harga barang bangunan naik. "Bantuan itu hanya bisa membangun pondasi," kata Elmin.
Sumber: http://oase.kompas.com/read/2010/08/31/01483224/Rumah.Singkawang.Dianggarkan.Rp700.Juta-5